Konsep Dasar Perkalian

Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai dasar pentingnya mata pelajaran matematika, wajar saja jika matematika diajarkan sejak dini. Di mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi. 

Oleh karena itu, dalam upaya mendukung peningkatan mutu pendidikan, pembelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar harus diupayakan agar matematika betul-betul dikuasai dengan baik. Sesuai dengan teori Piaget pada usia sekolah dasar yaitu 7 – 11 tahun anak masa sekolah masih dalam tingkat operasi konkret yang mana anak telah mengetahui simbol-simbol matematis tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak.

Konsep dasar perkalian adalah penjumlahan yang berulang, inilah yang menyebabkan AxB berbeda dengan BxA, sebab AxB = B+B+B+B (sebanyak Ax), sedangkan BxA = A+A+A+A (sebanyak Bx). Misalnya saja pada aturan pemakaian suatu obat, biasanya ditulis 3x1 tablet sehari. Ini menunjukkan bahwa obat itu tidak diminum 3 tablet sekaligus, melainkan 1 table setiap kali minum sebanyak 3 kali (pag/siang/sore).

 Contoh lainnya ;

6x4 = 4+4+4+4+4+4 sedangkan 4x6 = 6+6+6+6,
Kenapa Berbeda??
Sebagian besar dari kita umumnya tidak mengerti perbedaan pengertian antara AxB dengan BxA, dengan alasan ‘menghasilkan angka akhir yang sama’ karena sifat Komutatif pada operasi bilangan bulat. Tapi kita tidak menyadari bahwa sifat Komutatif ini hanya berorientasi pada hasil akhir, sedangkan pada konsep keduanya berbeda. Hal ini berbeda pada oprasi penambahan yang memang memiliki konsep bersifat Komutatif.


Kenapa diajarkan pada siswa SD?
Dalam belajar Matematika, ada dua macam pengetauan yang berbeda :
1. Pengetahuan Prosedural, dan
2. Pengetahuan Konseptual.
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang berkaitan dengan simbol-simbol, bahasa dan aturan operasi perhitungan. Sedangkan pengetahuan konseptual adalah pemahaman terhadap konsep dasar dari operasi perhitungan tersebut.
Misalnya saja seorang anak diminta menghitung 45x25, cara menghitung anak itu adalah
20
25
----- x
100
40
------ +
500
Anak tersebut sudah dikatakan memiliki pengetahuan prosedural operasi perkalian. Namun hal ini tidak menjamin anak tersebut mengerti kenapa 20 harus dikali 5 dulu baru dikalikan dengan 2, atau kenapa hasil perkalian 20*5 harus ditambahkan dengan 20*2. Itulah sebabnya pengetahuan konseptual harus dijelaskan dengan benar, sehingga ketika ditanya hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural, anak tersebut mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Mengingat pentingnya dua macam pengetahuan tersebut inilah yang menyebabkan seorang guru wajib menanamkan konsep dasar operasi perhitungan yang benar. Dalam mengajarkan dasar sebuah operasi perhitungan, biasanya seorang guru akan mengikuti tahap-tahap seperti berikut:
1. penanaman konsep operasi;
2. pengenalan dan latihan pada fakta dasar operasi;
3. pemberian algoritma operasi;
4. penguatan ketrampilan operasi.
Penanaman konsep sebuah operasi perhitung supaya anak mampu memahami pengertian dan latar belakang dari suatu operasi perhitungan.
Pemahaman terhadap konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian akan memberikan pengetahuan pada anak tentang landasan dan keterkaitan antar operasi yang pada akhirnya anak mampu untuk menggunakannya dalam pemecahan masalah.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Universitas Islam Sultan Agung